Melihatmu lekat-lekat

image

Sudah sesuaikah sudut pandang kita?

Dalam sebuah hubungan pernikahan, tak jarang timbul perselisihan kecil. Mungkin sengaja karena perbedaan pendapat, atau tanpa sengaja karena adanya perbedaan penafsiran.

Jalan tak selamanya mulus, memang. Terkadang  ada rasa kesal terhadap pasangan, kecewa, ingin marah. Ya, karena kita masih manusia dengan akal dan juga egoisme diri.

Dan ketika memandang wajah suami lekat-lekat di lelap tidurnya.
Raut wajahnya yang terlihat lelah, suara dengkurannya, wajah polosnya yang dihiasi senyum.
Ya.. banyak rasa berkecamuk hingga tak ada kata yang mampu ungkapkan.
Inilah suamiku..
Yang telah dengan segenap peluh berjuang..
Yang telah dengan sabar menjadi imam dan membimbing..
Yang telah dengan ikhlas menerima tanggung jawab baru atasku dibalik kata “Qobiltu”…
Manusia biasa yang selalu berusaha menjadi suami luar biasa untukku…

Dan seketika tak ada lagi kesal, tak ada lagi kecewa. Suami bukanlah manusia sempurna yang selalu bisa menjadi apa yang kita inginkan..

Aku memang selalu suka memandangimu lekat-lekat Mas Swami…
Banyak rasa yang tiba-tiba mengisi relung hati…
Dan berakhir syukur karena Allah telah jadikanku tulang rusukmu, yang akan kau luruskan dengan perlahan. Tidak dengan keras sehingga patah, ataupun kau biarkan menusuk jantungmu…

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan engkau dustakan?

-almost midnight in the silent